Masalah merejectnya nanti saja, biarkan aku menghabisinya setelah itu meninggalkannya. "A-apa yang k-kau mau?" Tanyanya mencoba melepaskan tangan ku dari pinggangnya. "Da... rah... mu" bisik ku di telinganya. Dia sedikit tegang akan ucapan ku. "Memangnya kamu anemia? Atau... kamu membutuhkan golongan darah seperti ku?" Tanyanya polos. Sungguh dia tidak memikirkan nasibnya jika sekarang ia berada di vampire ter kejam seperti ku. "Mengapa kamu tidak ke rumah sakit saja?" Cicitnya polos. Mata ku sudah menggelap, aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Aku mengusap dengan jari ku darah yang mengalir di keningnya, lalu menjilati tangan ku dengan rakus. "Hmmm... darah mu manis dan... Aku menyukainya" kulihat dia terkejut akan penuturan ku.