Semua berjalan meninggalkannya. Semua menuduhnya atas sesuatu yang bukan perbuatannya. Akhirnya dirinya menjadi seseorang yang berbeda, bukan secara fisik tapi lebih kepada kepribadiannya. Wajahnya tetap namun ia kini dikelilingi aura dingin dan angkuh. Tak ada rona ceria diwajahnya. Penyesalan itu menghampiri. Namun memaafkan itu tidak semudah mengucapkannya. Lukanya begitu dalam dan membekas. Bahkan setelah sekian lama, luka itu masih terasa menyakitkan seperti baru saja ditorehkan. Melihat kembali orang-orang dimasa lalu menambah kembali lukanya. Ia kembali bukan untuk membalas dendam. Ia tidak dendam. Ia hanya terluka dan kecewa. Bagaimanapun orang-orang dimasa lalu itu begitu berharga. Dulu, sewaktu ia belum terluka demikian parahnya.Creative Commons (CC) Attribution
1 part