Perpisahan.
Bagaimana jenis perpisahan yang paling menyakitkan?
Hidup terasa berat saat mengalami perpisahan, hari-hari yang selalu dilalui bersama kini harus terhempas untuk selama-lamanya.
Bayangkan, betapa menyakitkannya saat satu detik kemudian dia pergi meninggalkan. Hancur. Satu kata yang mampu mendeskripsikan segalanya.
Dunia seaakan tak berwarna, lalu dengan siapa hidup ini akan dilalui lagi? Apakah sendiri untuk selamanya?
Ternyata perjalanan ini masih panjang, ditinggalkan bukan pertanda selesai, terus lah berjalan hingga menemukan seseorang yang kembali menuntun ke arah yang benar.
Bukan melupakan, hanya saja hidup juga butuh seseorang. Aku pasti menangis saat merindukanmu, tapi aku akan bahagia saat bersamanya.
Seperti yang kau minta, kau hanya ingin melihatku bahagia. Ku wujudkan. Bersamanya aku bahagia, tenanglah aku tak pernah berhenti mencintaimu, bagiku kau yang paling berharga.
- Alsava Daniza Gayatri.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan