SEESAW; IN GAME [SUDAH TERBIT]
  • Reads 7,582
  • Votes 1,498
  • Parts 28
  • Reads 7,582
  • Votes 1,498
  • Parts 28
Ongoing, First published Apr 29, 2019
"None of this is coincidence, I'm just going with the flow. The world is different from yesterday, just with your participation in this game."

Cha Sena mungkin terlalu berpikiran dangkal dan menganggap semuanya akan cepat berakhir begitu Jeon Jungwoo-lelaki yang berada di sisi lawan merasa menang.

Cha Sena sudah membuat sisi lawan terangkat, menjadikannya berada di sisi yang terjun ke bawah, yang seharusnya membuat Jeon Jungwoo puas dan segera mengakhiri permainan konyol ini.

Tapi tanpa diduga, Jeon Jungwoo membalikan keadaan. Bukan. Bukan membuat Cha Sena berada di atas, namun lelaki itu memilih turun ke sisi di mana Cha Sena berada, jatuh dengannya, ada di sisi yang sama dengannya.

Atas dan bawah. Menang dan kalah. Ya, memang mau apalagi? Jungkat-jungkit itu memang tentang titik kuasa, titik beban, dan titik tumpu yang mempermainkan keduanya.
All Rights Reserved
Sign up to add SEESAW; IN GAME [SUDAH TERBIT] to your library and receive updates
or
#922yena
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Fiction -sungjake✔ cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kisah Tak Sempurna cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
He Fell First and She Never Fell? cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.