Disaat ia berlibur ke rumah kakeknya yang berada di Santorini, Yunani, Thalia mengalami sebuah insiden dimana ia jatuh ke lautan dan terlempar ke masa lalu disaat Kerajaan Sparta masih berdiri. Hal yang pertama kali ia lihat saat bangun dari pingsannya adalah seorang pria dengan pakaian kuno yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Pria itu mengaku bahwa ia adalah suami Thalia, Eudor, Pangeran dan Panglima Perang Tertinggi Kerajaan Sparta. Pikirannya bergejolak akan teori-teori gila atau ia sebenarnya telah meninggal saat hanyut di lautan.
"Tunggu, suami!? Panglima perang?! Apa katamu!? Aku belum menikah! Pangeran katamu?! Kau mengucapkan omong kosong!"
Eudor belum pernah merasakan rasanya kehilangan dan kekhawatiran yang menyesakkan dada. Selama 13 tahun ia berperang dan bertarung dengan musuh, ia belum pernah merasakan ketakutan yang amat sangat. Istrinya, Thalia, menghilang secara tiba-tiba saat malam hari. Esok paginya ia menemukan tubuh istrinya hanyut di pinggir pantai dengan wajah pucat. Sebuah keajaiban ia masih hidup walaupun janin yang ada di kandungannya telah mati. Tapi, ada yang berbeda dari istrinya. Ia tidak mengenali dirinya dan selalu mengoceh bila Eudor adalah lelaki gila dengan membawa pedang ke kamar perempuan.
"Kau tidak mengingatku? Aku suamimu, Eudor, Pangeran dan Panglima Perang Tertinggi Kerajaan Sparta."
HR 1 #Traveler 24 Juli 2019
HR 2 #Sparta 15 Juli 2019
HR 2 #Yunani 31 Juli 2019
=============
DISCLAIMER!
DILARANG MELAKUKAN PLAGIAT ATAS CERITA INI! DILARANG MENIRU, MENJIPLAK, DAN MENGUBAH NAMA TOKOH DARI CERITA INI! APABILA ANDA MENEMUKAN CERITA INI DALAM BENTUK OFFLINE, ATAU ONLINE, DI WATTPAD ATAU WEBSITE MANAPUN, SEGERA LAPORKAN KEPADA SAYA! SAYA SANGAT MENGAPRESIASIKAN HASIL LAPORAN ANDA!
Berhari-hari aku berakhir di Dermaga Lama karena salah naik bus untuk pulang. Berkali-kali aku berakhir di tempat yang aku tidak inginkan. Tempat di mana berdiri patung seorang pahlawan tempat aku tinggal sekarang.
Malasan namanya. Seorang perompak terkenal yang dipuja-puja seluruh warga. Seorang perompak gila yang dihapus catatan kriminalnya dan dijadikan pahlawan karena membantu kerajaan yang memerintah dahulu kala untuk menghalau pasukan laut kerajaan seberang.
Bahkan ketika aku selesai membaca buku riwayat hidupnya yang aku dapat di perpustakaan, aku masih tidak menemukan kenapa orang-orang memujanya.
Wanita di balik meja memandangku sebentar lalu tersenyum.
"Bagaimana Malasan?"
"Tidak tahu." Jawabku sambil mendelikkan bahu. "Saya tidak kenal."
Senyum wanita itu semakin lebar sambil melirikku dari balik kaca matanya. "Kau akan jatuh cinta pada Malasan."
Tiga hari berturut-turut aku kembali berakhir di Dermaga Lama. Apakah aku salah naik bus saat transit?
Berdiri dengan sebelah tangan di pinggang dan sebelah lagi memegang gelas jeruk, aku memandang patung Malasan. Kepalaku mendongak melawan sinar matahari untuk menantang tatapan Malasan dengan ekpresi percaya dirinya itu.
Tidak butuh lima menit ketika aku mulai mendengar suara dengungan di telingaku.
"Aku menyerah." Kataku. "Aku tidak tahu apa yang kamu inginkan hingga berkali-kali kamu bawa aku ke tempat ini. Sudah cukup, aku menyerah padamu."
.
Naserin harus pindah dari kota metropolitan besar ke suatu kota kecil di ujung negaranya. 'Kecelakaan' yang terjadi di tempat kerja lamanya membuat Serin harus beradaptasi dengan lingkungan hidup dan tempat kerja yang baru.
Bisakah Serin beradaptasi dengan lingkungan yang berbanding terbalik dengan tempat dia hidup dan dibesarkan sebelumnya? Ataukah Serin harus menghadapi sesuatu yang lebih dari yang pernah dia bayangkan? Jatuh cinta pada Malasan misalnya?