MY BAD BOY | HE XINLONG
  • Reads 1,210
  • Votes 106
  • Parts 4
  • Reads 1,210
  • Votes 106
  • Parts 4
Ongoing, First published May 04, 2019
" aku tak butuh teman, tak butuh cinta. Semua itu palsu bagi ku. "Teman sejati" hhaahh BULSHIT. " Cinta yang tulus" yang ada hanya PENGHIANATAN."
-Xinlong




" kita hidup membutuhkan teman, dan kita membutuhkan cinta karena itu tujuan hidup ,kita hidup demi orang yang kita cinta. Teman sejati itu ada, hanya kau belum menemukannya. Cinta yang tulus itu ada, seperti cinta yang ku berikan
Kau Hanya Belum Mengerti Akan Itu Semua"
-yoora

















📛no copy-copy📛
All Rights Reserved
Sign up to add MY BAD BOY | HE XINLONG to your library and receive updates
or
#172xinlong
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
antagonis wife [PO] cover
The Best Of Miracle cover
After Graduation cover
Little Dumplings cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Fiction -sungjake✔ cover
Rafa [End💗] cover
BABY CHANIE cover
Kesayangan Bunda cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.