Kehidupan rumah tangga memanglah tidak mudah untuk dijalani. Tetapi memiliki seorang suami yang tidak meminta kesempurnaan istri, dan hanya mengharap rida Ilahi, tentu sudah pasti patut disyukuri.
Barangkali demikian yang Aisyah rasakan. Di tengah ketidaksempurnaannya, sang suami berjanji atas nama Allah akan terus membersamainya sampai surga.
Namun, bukankah kebahagiaan tak selamanya menghampiri kita? Mungkin demikian juga yang Aisyah rasakan.
Hari, minggu, bulan, bahkan tahun yang terus bergulir membuat pertahanan Aisyah goyah. Ketika dia datang menjadi penengah di antara mereka tanpa pernah diduga, Aisyah kehilangan arah, semua langkah terasa salah, dan luka pun tidak lagi berdarah.
Lalu, sebuah pertanyaan tercipta untuk nasibnya yang cukup malang. Wahai Aisyah, sang Humaira bagi suamimu, bagaimanakah keadaan hatimu? Tabahkan ia menghadapi dunia yang begitu menyiksa?
Fahira Adeeva Shanum, memilih Jawa Tengah sebagai tempatnya menyembuhkan luka, meninggalkan segala luka dan kenangannya di kota Bandung tempat ia di besarkan sampai sekarang.
Bandung adalah tempat yang indah, penuh kenangan dan juga tempat penuh luka untuknya. Ia yang seharusnya menikah bulan depan dengan laki-laki bernama Radifan Kamandanu, seorang polisi muda akhirnya harus menelan rasa kecewa karena pengkhianatan yang dilakukan oleh calon suaminya.
Mampukah Fahira sembuh dari lukanya, dan kembali percaya pada adanya cinta sejati dan bersanding di pelaminan mengucapkn janji suci untuknya?