Ketika sebuah percaya sudah mulai diragukan, masih adakah kita untuk nanti? Ketika putihku mulai kau jadikan abu-abu, masihkah hatimu sepenuhnya untukku? Lalu, ketika nyataku mulai terasa ambigu, apakah sudah waktunya aku pergi darimu? Apakah kisah kita hanya cukup sampai di sini? Denganmu, yang sepertinya sudah tak lagi membutuhkan aku di hidupmu. Apakah jarak lebih baik untuk kita? Atau pisah merupakan jalan yang utama? Gadis itu terpaku, lagi-lagi hati dan logika tengah berdebat tentang rasa. Jeje memang mencintai Arvi, laki-laki yang berstatus sebagai kekasihnya hingga kini. Namun, sejak melihat mata sehitam jelaga itu, ia memiliki perasaan ingin menjaga dengan segenap jiwa dan raga. Jeje tenggelam dalam mata hitam itu, sebuah tatap misterius penuh kehangatan. Laki-laki itu membuatnya penasaran dan mempunyai keinginan memiliki. Apakah ini semua hanya ambisi semata? Ataukah perasaan cinta yang benar-benar nyata? Jika hanya sebuah ambisi semata, wajar saja, siapa yang tak kenal dengan Adryan Erlangga Wicaksana? Seorang laki-laki tampan idaman semua kaum hawa di sekolah. Sang ketua osis yang berkharisma dan berwibawa? Siapa pula yang tak bermimpi ingin menjadi kekasihnya? Apakah Jeje salah satu dari penggemar berat Adgana?