Senja muncul kembali di pelupuk mata. Awan menari perlahan, syahdu. Sentuhan angin di wajahku mengembalikan senyumanku yang entah berapa lama telah pudar.
Lalu, teringat kembali awal mula aku mengenal senja. Warnanya jingga, lembut, menenangkan, semua terlihat alami tidak berlebihan. Rasanya aku mulai mengenal apa itu jatuh cinta pada pandangan pertama. Setiap sore sehabis beraktivitas, senjalah yang selalu kunanti, karena senjalah satu-satunya pengobat luka apapun pada saat itu.