"Selamat menikmati senja, Senjaku. Jangan pernah bersedih lagi, sebab sedihmu adalah luka untukku. Kamu harus terus bahagia. Kalau kamu izinkan, biar aku yang menjadi penyebabnya." -Hesa
"Sebelum ini aku lebih suka fajar, karena menurutku itu tandanya aku masih diberi kesempatan hidup dan menikmati hari baru. Ya, selain itu juga arti dari namaku. Tapi...," ia menatap perempuan di sampingnya. "Setelah aku kenal kamu, aku mulai jatuh cinta sama senja. Apalagi kalau lihatnya bareng kamu. Di depan rumah gini, sambil minum teh. Romantis nggak sih? Aku selalu berharap sampai tua kayak gini. Lihat fajar dan senja dengan orang yang sama."
-Dipta
"Senjamu mungkin tidak lagi indah, Senja. Sebab aku yang menemanimu. Tapi aku akan sabar menunggu waktu dimana kamu akan mencintaiku seperti kamu mencintai senjamu. Teruslah tersenyum, karena senyummu adalah bukti bahwa pelan-pelan aku telah berhasil meluluhkan hatimu."
-Genta
•••
#5 Aruna [5 Jun 19]
#3 Dipta [5 Jun 19]
#9 Genta [5 Jun 19]
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan