Melompat Lebih Tinggi adalah rangkaian cerita tentang seorang anak lelaki korban penggusuran bernama Afan. Akhirnya, ia harus pindah dari sekolahnya yang nyaman di Jakarta ke sebuah desa di Boyolali, Jawa Tengah. Bersama Ibunya yang berjualan gorengan dan merangkap sebagai pembantu serta Bapaknya yang menjadi pengrajin logam, mereka tinggal di bekas kandang kambing milik sang kakek. Di sekolah barunya, Afan menjadi korban bullying. Bahkan, seorang temannya pun mengancam untuk membunuhnya. Lulus dari SD, Afan bertekad untuk mengubah masa depannya. Ia ingin terus melanjutkan sekolah, hingga ke luar negeri. Berkat sifat keras kepalanya serta sederet keajaiban dari semesta yang tak terduga, akhirnya Afan bisa mengenyam bangku pendidikan. Tak hanya itu, ia juga diangkat sebagai pustakawan sekolah, serta menjadi siswa paling berprestasi. Afan pun ingin terus mempertaruhkan nasib, menantang ketidakmungkinan, serta bertanding pada laga perwujudan mimpi-mimpinya. Meskipun nilai ujiannya tepat pada ambang batas kelulusan, Afan berjuang untuk menggapai titik zenitnya, hingga diterima di ITB. Beragam jatuh bangun cerita kehidupan mahasiswa perantau dan penerima beasiswa ia lakoni. Potret persahabatan dan nilai filosofis yang diperjuangkan pun mengantarkannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden mahasiswa. Lulus dari kampus, Afan tetap fokus melanjutkan impian masa kecilnya untuk melanjutkan studi ke Britania Raya. Singkat cerita, ia pun berhasil meraihnya. "Di tengah jalan yang sepi membentang, di bawah langit yang dihiasi gemintang, sembari ditemani rerumputan yang bergoyang, aku berikrar bahwa aku tak mau berhenti belajar!" "Mimpi itu ada untuk diperjuangkan. Kalau perlu, sampai Tuhan sendiri yang memberhentikan perjuangan kita!"