"Pernah tahu nggak, kalau aku suka sama kamu?" Dia bertanya seperti itu tanpa menoleh kearahku. Matanya menatap lurus ke depan, pada trotoar yang lengang dan halte yang sepi. Tangannya masih menggenggam pergelangan tanganku. Kami berjalan bergandengan, atau lebih tepatnya, Calvin sedang menyeretku. Aku hanya bisa mengernyit kebingungan. Ingin bertanya maksudnya, sejak kapan, kenapa, atau apa sajalah yang bisa mewakili rasa heranku. Tapi yang kulakukan hanya menggeleng pelan, seraya menjawab, "enggak." "Yaudah. Yang penting sekarang udah tahu." "Cal, bentar." Aku menarik pergelangan tanganku, dan kembali berhenti melangkah. "Kamu lagi nyatain perasaan?" "Aku lagi ngasih tahu kamu, kalau aku suka kamu." "H-hah?" "Mau jadi pacarku?"