月 の 光 - Cahaya Bulan

Ame adalah nama desa yang dimana di desa itu selalu turun hujan hampir setiap hari dan setiap saat. Sekalinya hujan reda, hanya terjadi pada waktu malam dan bertahan 1 sampai 2 jam saja, setelah itu hujan turun kembali. Di siang hari, hanya turun gerimis kecil, namun cahaya matahari masih bisa terasa panasnya. Membuat warga Ame memanfaatkannya untuk menjemur pakaian walaupun tidak di bawah terik matahari langsung.

Sora, anak laki-laki berumur 16 tahun. Seperti namanya, dia sering sekali menatap langit yang selalu menangis dan berharap langit itu bisa cerah ceria walaupun hanya sehari. Namun, apa daya? Langit tak mendengar harapannya.

Sora ingin sekali pergi dari desanya itu. Tapi, ia tak bisa meninggalkan orangtuanya berdua saja di tengah dinginnya udara. Sora sudah membujuk orangtuanya untuk pergi dari desa. Namun, orangtuanya tidak ingin meninggalkan kenangan di desa ini. Akhirnya, ia tak bisa berbuat apa-apa. Itulah yang membuat wajahnya selalu murung. Sora hanya berharap, ia bisa melihat terangnya langit malam walaupun hanya sekali.

Berbeda dengan gadis yang sangat senang dengan turunnya hujan, Amari. Dia selalu bermain hujan-hujanan ketika hujan turun dan itu membuat hatinya gembira. Sikapnya seperti anak kecil. Padahal umurnya hampir 16 tahun kurang 3 bulan. Orangtuanya sudah menasehatinya berkali-kali agar tidak bermain hujan-hujanan, tapi Akarui tak pernah mendengar ucapan keduanya.

Bagaimana kehidupan mereka berdua di dalam desa yang selalu turun hujan? Akan kah impian Sora untuk melihat sekali saja satu malam penuh untuk melihat terangnya bulan dan langit?

Yuk, baca aja!
Don't like, don't read!
Selamat membaca ^_^