26 parts Ongoing Senja selalu punya cara untuk mengingatkanku padanya. Pada warna jingga yang memudar perlahan, pada langit yang semakin gelap, dan pada perasaan yang tak pernah benar-benar pergi.
Aku masih mengingatnya dengan jelas- hari pertama aku melihatnya, tawa kecilnya yang ringan, dan caranya berbicara seolah dunia ini adalah tempat yang penuh keajaiban. Aku juga masih ingat saat aku akhirnya mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaanku, hanya untuk mendengar jawaban yang sudah kutakutkan sejak
awal.
"Aku nggak bisa, Rak... Maaf."
Kalimat itü terus terulang di kepalaku, seperti kaset rusak yang tak bisa kuhentikan. Tapi anehnya, aku tetap di sini. Aku tetap bertahan.
Mungkin ini bodoh. Mungkin aku hanya menggenggam sesuatu yang seharusnya kulepaskan sejak lama. Tapi, bagaimana caranya melepaskan sesuatu yang sudah menjadi bagian dari diri sendiri?
Senja yang pernah menyatukan kami kini menjadi saksi bahwa beberapa hal memang tidak bisa kembali seperti dulu. Namun, meski tak bisa kumiliki, aku masih menyimpan perasaan ini. Bukan untuk berharap, bukan untuk menunggu, tetapi sekadar untuk mengenang bahwa aku pernah mencintai seseorang dengan seluruh hatiku.
Dan itu sudah cukup.