Hari ini, sungguh melelahkan. Pekerjaan hanya membuat saya lelah dan ingin segera merebahkan badan di kamar. Hm, mungkin ditambah cuddle dengan baby girl saya. Langkah kaki saya sudah sampai didepan pintu apartemen saya. Lalu, saya tekankan bel apartemen berharap ia akan membuka pintu untuk saya. Tidak ada tanda pintu terbuka. Lalu, saya tekan kembali untuk kedua kalinya. Pikir saya, mungkin ia tidak dengar. Ah, tidak ada terbuka juga. Lalu, saya tekan sekali lagi. berharap ia akan segera membuka. Tapi nyatanya, tidak. "Kemana ia?" Pikir saya. "Apakah ia tertidur karena kelelahan kuliah seharian ini?" Tanya pada diri sendiri. Lalu, saya tekankan saja tombol password apartemen. Dan pintu pun terbuka. "Aa--hh dadhh." Suara desahan. Sedang apa dia? Apakah ia membawa pria lain. Berani beraninya dia berbuat seperti itu di apartemen saya. Segera saya langkah kan kaki saya ke arah kamar. Perlahan saya buka pintu agar dia tak mendengarnya. Cklek. Pintupun terbuka. Sengaja saya buka sedikit untuk mengintipnya. Ah, ia sedang masturbasi. Berani - beraninya ia bermain dengan sex toy tanpa izin saya. "Ahh dadhh terusshh." desahnya. Nafsu saya mulai terpancing, namun saya kendalikan agar tidak menerkamnya saat itu juga. Saya masuk dan saya berdiri dibelakang pintu. Dia pun masih tak sadar bahwa ada saya yang memperhatikannya. "Berani ya bermain tanpa seizin dad." ucap saya dingin sembari menyilangkan tangan didada. Dia pun tersontak kaget dan membuang sex toy nya ke sembarang arah. ----------------------------------------------------------------- Warning!!! Bijaklah dalam membaca, ini khusus untuk pembaca 18+, bagi kalian yang belum cukup dari angka 18 tahun, lebih baik segera close. Tapi, jika kalian nekat, silahkan. Saya tidak menanggung jika otak kalian akan tercemar. Terima kasih telah membaca. Arvi