Story cover for Let's go back! | Park Jisung by CJrim16
Let's go back! | Park Jisung
  • WpView
    Reads 236
  • WpVote
    Votes 41
  • WpPart
    Parts 6
  • WpView
    Reads 236
  • WpVote
    Votes 41
  • WpPart
    Parts 6
Ongoing, First published May 20, 2019
[Slow Update]

"hai, nama aku Jihad. Aku suka susu, petasan, sama game"

"halo, nama aku Anan. Aku suka permen, hape, sama boneka"


11 tahun setelahnya..


"hai, namaku Jihad. Aku suka susu, ilmu teknologi juga taekwondo"

"halo, nama saya Anan. Saya suka kopi, buku dan kamar"

"karena kita udah berkenalan lagi, bukannya cukup untuk jadi alasan biar kamu ga pake saya-kamu?"

"kita hanya berkenalan, belum saling mengenal 'lagi'. Lagipula sengaja dibilang 'saya', karena 'aku' terlalu akrab untuk kita yang terlanjur menjadi asing. Dan juga, kalau saya menyebut diri sebagai 'aku' itu sama saja dengan kamu yang membiarkan saya untuk membenci kamu lagi, Jihad"





my first story with local name

Jisung a.k.a Jihad - Anan

Isi tweets merupakan puisi dari buku 'Saddha' karya Syahid Muhammad.
All Rights Reserved
Sign up to add Let's go back! | Park Jisung to your library and receive updates
or
#37ffkorea
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓ cover
SAPTA HARSA {TERBIT} ✓ cover
Dive Into You (REVISI) cover
Bayangan | Na Jaemin cover
Nct Dream Imagine [DISCONTINUE] cover
Love Story |ParkJisung|✓ cover
[1] You're Life With NCT ✔ cover
Ghost And Love || Park Jisung and Ningning aespa cover
365 Pages cover
the begin and ending || Na jaemin♡ (Slow Update) cover

Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓

15 parts Complete

Novel bisa dibeli di Shopee Jaehana_Store BAGIAN KEDUA SAPTA HARSA VERSI NOVEL || KLANDESTIN UNIVERSE "Kenapa lo jahat sama gue! Kenapa kemarin lo pergi? Kenapa? Kenapa lo ninggalin gue? Kenapa lo tega, Jen?" Haikal tak bisa lagi menahan kesedihan yang telah menumpuk di dalam dirinya. Jendral hanya tertawa kecil. "Lo ngomong apasih, Kal? Gue nggak pergi ke mana-mana, kita kan selalu sama-sama. Gue mana pernah ninggalin lo. Ayo ikut, gabung sama yang lain." Ia menarik tangan Haikal, mengajaknya berlari menuju sisi lain dari air mancur itu. Di sana, semua anggota Klandestin berkumpul. Beberapa duduk di atas ayunan yang berderit pelan, ayunan tersebut dihiasi dengan lampu-lampu kecil yang mengelilinginya. "Bang Haikal! Kenapa telat? Kita nungguin loh!" seru Cakra. "Kal, sini, ada mainan yang cocok buat lo," tambah Reihan. Namun, Haikal menggeleng. Ia justru menggenggam erat tangan Jendral di sampingnya. "Kenapa, Mbul? Main sana," Jendral menatapnya dengan heran. Haikal menggeleng lagi, kali ini dengan lebih kuat. "Gue takut," bisiknya, suaranya hampir tak terdengar. "Takut?" Jendral tertawa, seolah-olah hal itu adalah lelucon. "Seorang Haikal takut?" Haikal mengangguk, menahan diri untuk tidak menangis. "Gue takut kalo genggaman tangan gue lepas, lo bakalan pergi."