Let's go back! | Park Jisung
  • Reads 229
  • Votes 41
  • Parts 6
  • Reads 229
  • Votes 41
  • Parts 6
Ongoing, First published May 20, 2019
[Slow Update]

"hai, nama aku Jihad. Aku suka susu, petasan, sama game"

"halo, nama aku Anan. Aku suka permen, hape, sama boneka"


11 tahun setelahnya..


"hai, namaku Jihad. Aku suka susu, ilmu teknologi juga taekwondo"

"halo, nama saya Anan. Saya suka kopi, buku dan kamar"

"karena kita udah berkenalan lagi, bukannya cukup untuk jadi alasan biar kamu ga pake saya-kamu?"

"kita hanya berkenalan, belum saling mengenal 'lagi'. Lagipula sengaja dibilang 'saya', karena 'aku' terlalu akrab untuk kita yang terlanjur menjadi asing. Dan juga, kalau saya menyebut diri sebagai 'aku' itu sama saja dengan kamu yang membiarkan saya untuk membenci kamu lagi, Jihad"





my first story with local name

Jisung a.k.a Jihad - Anan

Isi tweets merupakan puisi dari buku 'Saddha' karya Syahid Muhammad.
All Rights Reserved
Sign up to add Let's go back! | Park Jisung to your library and receive updates
or
#148jisungnct
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Best Of Miracle cover
Kesayangan Bunda cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Rafa  cover
antagonis wife [TERBIT] cover
After Graduation cover
BABY CHANIE cover
He Fell First and She Never Fell? cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.