Aku terlonjat kaget dan langsung membalikan badan ku, mata ku melotot saat melihat Kak Nara yamg terduduk dan seluruh tubuhnya basah, dia terkena coffe latte yang baru saja aku antar tadi.
Aku langsung membuang nampan yang ku pegang dan berlari kearah Kak Nara.
"Kak gak papa? Apa yang sakit? Kok bisa jatuh? Meleng ya" ucap ku panik dan ku lihat Kak Nara hanya bisa menundukan kepalanya.
Aku langsung memegang kedua tangannya, aku tau mungkin Kak Nara malu dan merasa bersalah karna membuat situasi menjadi tidak nyaman.
Jika boss sampai tau bisa berabe, aku langsung membantu Kak Nara berdiri dan saat ingin berdiri Kak Nara meringis.
"Sepertinya dia terkilir" aku mendongak dan melihat lelaki yang tadi bersama si cogan yang memesan coffe berjongkok didepan Kak Nara dan melepaskan sepatu Kak Nara membuat Kak Nara meringis pelan.
Ahh aku bisa merasakannya itu pasti nyeri.
Parah,lelaki itu melepas jaket kulitnya aku kira buat apa, gak taunya dia memakaikan Kak Nara jaket kulit itu dan ku lihat Kak Nara hanya menatap lelaki itu dengan heran dan dibalas dengan senyum oleh lelaki itu.
Lebih parah lagi, lelaki itu langsung menggendong Kak Nara membuat ku langsung berdiri dengan kaget.
"Saya bawa dia ke tukang urut" ucap lelaki itu dan aku hanya mengangguk masih kurang mengerti situasi ini.
Aku lihat Kak Nara pergi dengan digendong ala bridal style oleh lelaki itu entah mau dibawa kemana.
Semua orang juga menyaksikannya, so sweet sekali.
Kapan aku begitu.
"Saya bisa pesan satu coffe latte lagi?" Aku terlonjat kaget dan menatap dia, kemudian mengangguk dan langsung berjalan untuk menyiapkan pesanan dia.
Setelah menyiapkan pesanannya ternyata dia menunggu didepan kasir, aku langsung memberikannya.
Tentang seorang lelaki gila yang terobsesi dengan adik sepupunya sendiri.
17+
°°°
content warning: smoking, alcohol, abusive language, kissing, promiscuity, dark romance, criminal acts, etc.