Di pagi hari, semua dikagetkan oleh seorang lelaki berpakaian seperti prajurit kerajaan kuno melintas di jalan lingkungan dengan kuda hitamnya. Pak Tarno yang sedang membersihkan keris termangu kaget, bersamaan anaknya Sri Ayunda membuka lebar mulut tidak percaya. Selain mereka, ada banyak saksi mata yang melihat. Para pedagang juga tercengang dari pemandangan baru saja terpampang, mereka juga tidak tuli tatkala pemuda sedang menunggangi kuda itu berteriak lantang. "Desa dalam bahaya! Desa Sriwaca dalam bahaya! Selamatkan diri pergi menuju timur!" Ujarnya sembari melebarkan secarik kain putih tergambar lambang cukup rumit berkibar dengan rancaknya. Teriakan kerasnya mampu membuat sebagian orang merinding, entah orang itu sedang mengadakan karnaval budaya atau bagaimana-sama sekali tak dimengerti Ayunda. Yang jelas, pemuda itu adalah pemuda yang pernah hadir di mimpinya sekitar tiga hari lalu. Semua menjadi tanda tanya ketika orang tersebut kembali melintas di saat jalanan sedang ramainya menjelang sore. Tergenggam tombak tajam di tangan kirinya, bersamaan kuda berderap cepat. Persetan kedua pasang mata saling bersitatap, mengakibatkan Ayunda jatuh pada sebuah persoalan melibatkan Ia didalamnya.