6 Partes Continúa Baca lapak sebelah dulu biar nyambung, baca DeKaNa🔥
"M-maksudnya apa?" Ekspresi wajah yang semula terlihat senang berganti menjadi rawut wajahbyang amat tidak disukai, seolah perubahan mimik wajah mempengaruhi suasana hati sang pemilik
Perlahan sudut bibirnya ketarik ke pinggir membentuk lekungan senyuman uang terlihat menyeramkan bagi remaja yang berdiri di hadapannya, bahkan bola matanya terlihat bergetar melihat apa yang tengah terjadi di hadapannya. "Hanya seminggu"
Kakinya perlahan melangkah mendekati remaja yang sudah membeku di tempat itu, mengayunkan tangannya untuk mengusap puncak kepala yang lebih muda "Sayang sekali, Khai nggak panggil Ayah-"
Plak
Ia menatap tangannya kemudian menatap anak yang lebih muda di hapdananya dengan alis mata terangkat, berani, sangat berani
"L-lo gila"
"Lo bawa gue kemana hah anjing?"
Ia memejamkan matanya, sudah seminggu ini hatinya berbunga-bunga, namun sekarang api neraka kembali membakar hatinya mendengar lontaran perkataan dari anak muda yang ada di hadapannya.
Srett
"Kenapa lo diam aja hah?, jawab!, lo bawa kemana gue hah?" Teriaknya dengan nafas tersenggal-senggal karena perasaan marah.
Ia kembali tersenyum, mencoba mengusap puncak kepala itu namun tepisan kembali dirinya dapat, oke cukup, ia sudah sangat sabar kali ini,
"Askar ternyata nggak guna"
Perlahan kaki itu mendekati remaja itu, lalu mengusap paksa kepala itu dengan kuat, dan dalam sekali tarikan ia berhasil membuat tulang tengkorak itu bersentuhan kasar dengan dinding rumah kokoh miliknya
"Lo manja banget ya Kai, semua harus gue yang turun tangan" Ucapnya sembari menyeringai melihat ekspresi wajah Kaivan yang terlihat kesakitan sekaligus marah karena tidak bisa melawan.Tubuh itu jatuh telentang di lantai, dan tanpa belas kasihnya, ia menaruh telapak kakinya di atas dada Kaivan yang seketika membuat anak itu meringis sakit karena tak mampu menahan rasa sakit lagi
"A-abang"
"Kalau udah kek gini, baru manis diliat"