"Ra, aku... ah~ nanti saja" ucapnya "Kau apa? Cepat katakan!, kau membuatku kesal" jawabku "tunggu, kau harus menunggu" ucapnya "Mengapa aku harus menunggu? Aku benci itu. Dan itu tidak akan menjamin akhir yang bahagia" jawabku "Ishh, tunggu saja, Ra. Itu tidak akan lama" ucapnya "Baiklah" jawabku "Aku pergi, Ra" ucapnya Lalu hari hari berikutnya, sosok itu menghilang entah kemana. Jika aku tau akan seperti ini, aku lebih baik untuk tidak menyetujui permintaanya. Harusnya ku paksa saja dia mengatakan hal yang ingin dia sampaikan saat itu. Atau ku pukul saja kepalanya saat itu juga, agar dia mengatakannya. Dan dengan waktu ah~ mengapa kau membiarkanku menunggu. Aku membecinya. Sungguh! Aku sangat membencinya~