Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh sebelumnya jangan lupa klik Vote lalu beri Saran dan Kritik sebab tanpa kalian saya hanya butiran rengginang :'( Syukran sudah membaca Jazakumullahu Khairan. -------------------------------- Bisa jadi suatu saat nanti kita akan berjalan di jalan yang berbeda. Tetapi ingatlah itu masih dugaan bukan kenyataan, oleh karena itu tetaplah berpegang pada tali yang telah menghubungkan kita satu sama lain. Jangan lepaskan jangan pula di putuskan karena masing masing diantara kita akan terpisah lalu tersesat kemudian hilang arah dan tujuan hingga kita menjadi asing satu sama lain. *********** "Kak? Aku mau jujur tapi janji dulu." Nadhifah kembali ketopik semula, memandang wajah sahabatnya dengan serius. "Janji, kalau nanti turutin semua permintaan Aku?" Daffa mengangguk patah patah, semakin bingung setelah menyadari penampilan Nadhifah yang juga tak seperti biasanya. "Mukena musholla mana yang dipakai Nadhifah? Ya Allah, semoga semua berakhir dengan damai dan indah." Batin Daffa sendu "Kak Daffa sudah janji jadi gak boleh ingkar! Salah satu ciri orang munafiq adalah jika berjanji dia ingkar." Nadhifah tersenyum penuh kemenangan "Iya, terus kamu mau bilang apa?" Tanya Daffa pensaran tanpa melepas pandangannya dari jilbab yang dikenakan oleh Nadhifah. Nadhifah menimang kembali bagaimana cara mengutarakan beban pikirannya. "emm.. sebenarnya aku ikut pengajian islam di simpang Jl.K17" Nadhifah merogoh isi tasnya, mengeluarkan selembar kain hitam. "Aku juga kalau kajian pakai ini" "Ini apa Fah?" Sorot mata Daffa menajam menatap secarik kain hitam yang kini ada dihadapannya. "Kajian apa? Kamu jangan aneh-aneh!." Nafas Nadhifah tercekat, padahal Daffa sedang tidak membentak ataupun meninggi kan suaranya. "Ini cadar bandana." Tangan lentik Nadhifah dengan gesit memasukkan kembali cadar tersebut kedalam tas. ******