Tidak semua pembaca senang dengan teks asli orasi jalanan yang cenderung memaki, mencaci dan penuh nada hinaan. Meski faktanya demikian, tidak berarti juga mesti disampaikan dengan lantang dengan teriakan-teriakan beringas di depan publik. Tuhan memberi banyak jalan untuk mengungkapkan itu semua termasuk dengan bahasa puisi yang gemulai namun tak menghilangkan makna dan nilainya. Sulit, namun itulah yang menjadi tantangan bagi seorang penulis. Buku Orasi; orang-orang tak perlu sensi ini menggertak melalui bait-bait lembut puisi, memaki dengan bait-bait menarik dan menstimulus kesadaran dengan cara yang berbeda. Meski tak seganas saat orasi di jalanan tetapi paling tidak pesan yang disampaikan bisa langsung membakar hati pembacanya. Tidak ada alasan untuk meninggalkan tanggung jawab terhadap bangsa meskipun hanya dalam bentuk bait-bait. Beginilah cara orang-orang yang mau mengambil peran agar perjalanan roda di bangsa ini tetap berjalan dengan baik dan lancar.All Rights Reserved
1 part