Kisah ini adalah terjemahan dari buku berbahasa Belanda yang berjudul Borneo van Zuid naar Noord karya M.T. Hubert Perelaer, berkisah tentang empat serdadu KNIL Belanda yaitu Schlickeisen (Swiss), Wienersdorf (Swiss), La Cuille (Belgia) dan Yohannes (pribumi keturunan Nias). Mereka melarikan diri dari dinas militer dari bentengnya di Kuala Kapuas (Kalimantan Tengah) karena merasa ditipu oleh kontrak pemerintah Belanda yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik daripada di negara asalnya. Semua ternyata hanyalah bohong belaka. Dalam pelarian mereka kearah utara kalimantan, mereka bukan hanya bertemu dengan suku-suku Dayak pedalaman yang barbar tapi juga akhirnya berbaur dengan mereka. Dalam pelarian yang dikejar-kejar oleh militer Belanda mereka juga menyaksikan indahnya alam asli perawan hutan-hutan Kalimantan. Mereka juga turut menjadi saksi dan ikut andil dalam perlawanan rakyat Kalimantan kepada penjajahan Belanda. Dalam pelarian ini pula dikisahkan banyak hal tentang adat istiadat suku Dayak masa lampau, terutama adat pengayauan atau potong kepala. Cerita pelarian ini fiktif namun setting cerita, nama-nama tokoh, adat istiadat dan catatan sejarahnya adalah benar dan sama persis dengan keadaan saat itu. Sehingga penggambaran dalam novel ini bisa menjadi pijakan sejarah bagi pembacanya.