"Lo mau duit berapa?" Laki-laki itu medecih pelan, mengabaikan tatapan tajam dari sang gadis yang masih terpaku akibat ucapannya. "Maksud kamu?" Kening sang gadis berkedut, dia masih belum sepenuhnya mengerti. "Nggak ada manusia yang beneran baik di dunia ini. Jadi Kakak lo nggak mungkin ngorbanin nyawanya buat nyelametin gue kalau bukan karena duit 'kan?" Ujar Trias dengan nada yang tajam. "Kam-" belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya, Trias kembali memotong, "Dua juta? Dua puluh juta? Atau dua ratus juta? Lo tinggal sebutin aja." Trias melipat kedua tangannya, alis tebalnya terangkat seolah meremehkan sang gadis. Perlahan gadis itu mendekat. Dipandanginya iris kelam milik Trias lekat-lekat. Dengan nada yang tenang namun terdengar menakutkan dia pun lantas berujar, "kamu tau kenapa Tuhan nggak ngambil nyawa kamu saat itu?" Gadis itu menarik nafas kecil kemudian tersenyum, nampak mengerikan. "karena jiwa kamu terlalu hina. Bahkan untuk mati sekalipun." Gadis itu berlalu pergi, meninggalkan Trias yang masih enggan meninggalkan tempatnya berpijak saat ini. Matanya menerawang seiring dengan otaknya yang kembali memutar kilasan peristiwa beberapa hari yang lalu. Waktu itu, andai saja Kakak dari gadis tadi membiarkan Trias menghabisi dirinya sendiri Andai saja Kakak dari gadis tadi tidak menyelamatkannya Andai saja Kakak dari gadis tadi tidak datang saat itu Andai saja... Semuanya tidak terjadi. *** Note : update nggak terjadwal. Tapi diusahain tetep kelar kok :)) Asikin aja yaaa