24 Partes Continúa Bantu, follow dan vote cerita ini teman-teman 🌿💙
Pukulan, cacian, bentakan, hinaan dan kekerasan lainnya sudah menjadi makan sehari-hari bagi Zeevanya. Tidak pernah dianggap, dipandang seperti sampah yang tidak berguna, bukanlah hal baru baginya. Lebih, mirisnya lagi, semua itu dia dapatkan bukan dari orang asing. Melainkan,
Ibunya sendiri.
Ia tidak pernah dianggap, tidak pernah diakui. Sementara kakaknya-Zoya selalu menjadi kesayangan perempuan itu. Ibunya, sangat membenci dirinya.
Entah kesalahan apa yang Zeevanya perbuat hingga ia harus mendapatkan kebencian sebesar itu dari ibunya sendiri. Zeevanya tidak pernah tau apa penyebabnya.
Keluarganya masih ada di sisinya. Namun, rasanya Zeevanya seperti hidup sebatang kara.
Entah, sampai sejauh apa Zeevanya bertahan saat mental dan fisiknya selalu serang bertubi-tubi oleh ibunya bahkan kakaknya.
Harapan dan mentalnya selalu dijatuhkan. Seakan ia tidak berhak untuk merasakan kebahagiaan.
Entah sampai kapan ia akan mampu bertahan .... Ia sama sekali tidak tahu.
Zeevanya, sendiri tanpa siapapun disisinya untuk tempat bersandar. Dia, sangat rapuh namun terpaksa berpura-pura kuat.
Di tengah pahitnya kehidupan yang ia jalani, mampukah Zeevanya bertahan hingga menemukan secuil kebahagiaan yang selama ini ia impikan?
Inilah, kisah tentang Zeevanya dengan segudang luka yang ia pikul sendirian ....
____•°🌿