"Kenapa? Kenapa ini terjadi padaku? Apa salahku? Apa?" "Kau berbohong tetapi kau membawa diriku menjadikanku korban!" *** "KAU BERBOHONG!! CEPAT KATAKAN!! ATAU..." ucap kakak adero yang menohok dan mengancam akan melakukan sesuatu padaky. Sambil menggenggam kasar pergelangan tanganku di dinding dalam posisi terkunci "Toloonnggg... Leepass...kannn.." rintihku karena perih terasa di pergelangan dicengkram erat "Atau KAU TAU AKIBATNYA!!" kakak adero sambil menatap dengan tatapan tajamnya, dan merenggangkan pergelanganku dan pergi dari kamar Brukk... Tubuhku langsung jatuh ke lantai kamar Pergelanganku sedikit berdarah rupanya, aku berusaha menahan rasa perih namun tak kuat menahan tangisku. Tangisku pecah, aku menangis sambil memegang pergelangan tanganku yang perih dan wajah terunduk. Sedangkan pintu kamarku kembali tertutup dan kakak adero menghilang dari balik pintu kamar. *** "Ayuka bagaimana? Mau?" lelaki misterius itu berkata kembali membujukku yang tengah tersungkur di dinding dengan terikat kuat di batang kayu. Namun aku hanya menatapnya dengan tatapan tajam, setajam sillet yang siap menggores wajah dengan manis "Jangan menatapku begitu... Kau tidak ingin bukan KAU JUGA MENJADI KORBAN?" dengan mata seringai menjijikan itu membuatku kesal. Apalagi dengan penekanan kata di akhir katanya. Bukankah aku telah menjadi korban dari kau? Itu melukiskan seringai senyuman mematikan di wajah datarku "Aku tidak ada pilihan lain, atau aku sakiti mereka dan bongkar kebusukanmu di---" "Diam" kencamku sambik teriak, dan menatap tajam. Sedangkan lelaki itu tengah sersengkal menahan tawanya. *** "Ayuka, tolong katakan pada kami. Bila kau berkata jujur pada kami, maka kau bisa pergi dari sini" "Aku sudah berkata JUJUR padamu, kau berfikir aku BERBOHONG?"All Rights Reserved