Loveshit | J. Jaehyun
  • Reads 405
  • Votes 78
  • Parts 1
  • Reads 405
  • Votes 78
  • Parts 1
Ongoing, First published Jun 10, 2019
Aku selalu menjadi yang kedua.

Aku tak pernah merasakan menjadi yang pertama.

Aku memang bahagia sebelumnya,  tapi tidak setelah dia datang.

Selamat datang di kisahku, akan kuajarkan kepada kalian bagaimana caranya selalu mengalah padahal kita mempunyai potensi untuk menang.

Akan kuajarkan kalian menangis dalam diam.

Akan kuajarkan kalian bagaimana rasanya tak pernah merasakan rasa 'dimiliki' dan selalu ingin memiliki. 

Akan kuajarkan kepada kalian, untuk memasang topeng terindah bahkan jika lukamu hampir terlihat.

Akan kuajarkan bagaimana rasanya dipermainkan dan dimanfaatkan oleh orang yang juga kamu manfaatkan. 

Sampai bertemu lagi dengan ku,  Rose sang simpanan.



Written by tyranyan.


Amazing cover : @nakbaek
All Rights Reserved
Sign up to add Loveshit | J. Jaehyun to your library and receive updates
or
#326amerika
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover
antagonis wife [PO] cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
The Best Of Miracle cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Choose Family  cover
BABY CHANIE cover
He Fell First and She Never Fell? cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.