Mentari selalu bermimpi untuk menjadi pemanah nasional, demi membanggakan nenek yang mengadopsinya sejak bayi.
Banyak pertanyaan yang muncul setiap hari di kepalanya. Seperti, siapa ibunya? apa ayahnya masih hidup? Kemana mereka? Mengapa mereka tidak mencari mentari? Berkali kali ia mencoba untuk bertanya pada nenek, namun kalimatnya slalu hilang persis di ujung lidah. Tidak pernah tega melihat wajah nenek yang semakin hari semakin menua, takut sekali neneknya sedih.
Meski hidupnya penuh dengan pertanyaan, mentari tetap melakukan yang terbaik. Selalu tersenyum penuh kehangatan dan itu yang membuatnya di cintai semua orang. Lalu, Bertemu dan jatuh hati pada laki laki yang sama sama memegang teguh prinsip hidupnya.
Namun, kehangatan mentari mulai meredup saat cobaan menimpanya berkali kali. Ia kehilangan orang yang ia sayang, ia kehilangan mimpinya, dan ia di kehilangan orang yang amat di percayai nya.
Lalu bisakah mentari melewati semua ini?
--
So, ini cuma cerita gabut gabutan aja. Bisa di up kapan aja, tanpa ada jadwal.
Selamat membaca.
Prisha nyaris menghabiskan dua windu hidupnya untuk mencintai seorang saja pria. Terjabak friendzone sedari remaja, Prisha tidak pernah menyangka jika patah hatinya gara-gara Paradikta menikah dapat membuatnya hampir mati konyol. Dia baru saja bebas dari jerat derpresi saat melihat Paradikta justru kembali ke dalam hidupnya dengan aroma-aroma depresi yang sangat dia kenali.
"Kamu pikir, kematian bakal bawa kamu ke mana? Ketemu Saniya? Kamu yakin udah sesuci dia? Jangan ngimpi Radi!"
"Mimpi? Ngaca! Bukannya itu kamu? Menikahi saya itu mimpi kamu kan?"
Dan, Prisha tahu jika Paradikta yang dua windu lalu dia kenal saat ini sudah tidak lagi ada.