Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)
  • Reads 24,412
  • Votes 3,070
  • Parts 111
  • Reads 24,412
  • Votes 3,070
  • Parts 111
Complete, First published Jun 14, 2019
Disini kita pertama bertemu, disini kita berpisah, dan disini pula kita dipertemukan kembali. Dan karena yang namanya 'kebetulan' aku dapat mengenalmu - markoeun


Anggaplah aku tak ada didunia ini. Anggaplah aku hanyalah orang asing yang cuman sekedar kebetulan berpapasan. Bukankah memang seperti itu semenjak awal? - jaeminhina


Takdir memang terkadang tidak sesuai dengan kemauan kita. Tapi alangkah baiknya kalian mengikuti arah yang takdir tunjukkan. Dan saat kalian tahu kemana takdir mengarahkan kalian, kuharap kalian bisa menerimanya. Karena mungkin itu yang terbaik untuk kalian - jeno


Apakah seru saat kalian mempermainkan seorang perempuan? Ingatlah seorang perempuan kelak akan menjadi seorang ibu, dan ibu kalian adalah seorang perempuan sedari lahir. Jadi, jika kalian mempermainkan seorang perempuan, maka sama saja kalian mempermainkan ibu kalian - herin






*ff ini adalah hasil murni dari kehaluan saya. Jadi, jika ada kesamaan dengan cerita lain, maka itu diluar pengetahuan saya. Selamat membaca.

*mungkin ff ini akan lebih condong kekisah jaeminhina tapi diusahakan memperbanyak markoeun
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina) to your library and receive updates
or
#48koeun
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Dosa Ku cover
Your Eyes Tell 👁 [✔] cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
Them. cover
Rajawali || Huang Renjun [SELESAI✓] cover
After Graduation cover
[✓]Perfect || Seonghwa x Yeonjung cover
He Fell First and She Never Fell? cover
[2] Seconder • N. Yuta cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.