10 parts Ongoing "It's been 7 years, isn't it?"
Zaki mendengar pertanyaan yang sebenarnya bersifat retorika itu mengangguk sembari tersenyum kecut.
"Ternyata rasa sayang aku gabisa bikin kamu bertahan ya?"
Zaki menggelengkan kepalanya dan menatap Anggika dengan sendu, "Bukan itu. Tapi memang aku yang salah dari awal,"
Anggika tersenyum remeh menanggapi jawaban dari Zaki.
"Aku lega, Anggika,"
Anggika mengernyitkan dahinya mendengar pernyataan yang tak semestinya keluar dari mulut seorang Nicholas Zaki.
"Lega, finally I met you again, then I see you already have a boyfriend. Sesuai doaku dulu, lebih dari aku,"
Anggika menahan air matanya dengan sangat keras, "Lo yang jahat, tapi lo yang lega,"
Zaki hanya menatap sendu ke arah Anggika sembari tersenyum tipis, "I'm happier to see you with your boyfriend now, Rendra. Daripada kamu sama aku sakit terus."
Air mata Anggika turun begitu saja. Zaki pun mengerahkan tissue kepada perempuan berambut ash brown di depannya, "Masih kaya dulu, kalau nangis jadi bengkak ya matanya? Jangan nangis ya, Anggika,"
Anggika menyeka air matanya kasar, dan Zaki yang berada di depannya melihat dengan napas yang memburu, sesak.
"So, is this the actual closure?" desis Zaki dengan menundukkan kepalanya, tidak berani menatap kedua bola mata Anggika.
Anggika mengangguk, dan mengulurkan tangan kanannya, "Thank you, good bye Zaki. Nice to know you,"
Zaki menyambut uluran tangan Anggika dengan senyum pahitnya, "Nice to know you, and i will always love you, Anggika."