"Sirius, bintang yang bersinar paling terang di langit. Sirius Black, seperti namamu kau memang bersinar paling terang di dalam kegelapan. Kau bahkan bersinar paling terang di keluargamu (Black)", Elena menatapi langit, mencoba menebak yang mana bintang Sirius. Dan gagal. Menurutnya sama saja, semua bintang itu terlihat sama, ia tidak paham bagaimana ukuran sebagai bintang paling terang.
"Oh, itu adalah kalimat termanis yang pernah kau katakan padaku.", ungkap Sirius jujur, meskipun sisipan mengejek tidak lepas dari nadanya.
Elena tidak bergeming. Ia tetap melihat ke arah langit, seolah para bintang itu akan hilang jika ia berpindah pandangan sedetik saja.
"Dan jika kau menatap langit untuk melihat yang mana bintang Sirius, maka kau tidak akan menemukannya.", Sirius beralih memandang Elena.
Elena pun ikut memandang Sirius. Menemukan bayangannya dalam cermin mata Sirius yang hitam. "Kenapa begitu?"
"Karena aku ada disini!", jelasnya menyengir lebar penuh semangat, sambil membuka kedua tangannya. Elena tertawa melihat betapa percaya dirinya Sirius.
Mayor Teddy menyebut Diajeng Serena sebagai Ratu 1001 Modus. Dua tahun terakhir menjalin hubungan tanpa status tak membuat Teddy menjawab soal kepastian.
Lewat tuts piano setelah pertengkaran mereka kala itu, Serena menyuarakan perasaannya. Tentang sakitnya, tentang kecewa dan tentang ikhlasnya.
Serena pernah meminta Teddy mempersembahkan satu lagu untuknya yang ia abaikan, tapi kala itu tanpa diminta Teddy menekan tuts piano demi Serena.