Sequel dari cerita Azalia Istri Seorang Mafia. Warning 18+ bijak dalam memilih bacaan. "Apa benar bahwa cinta hadir karena dua insan telah terbiasa? Jika itu benar, maka aku sangat bersyukur sebab bertemu dengannya." Gianna Alleva FR. "Aku sudah bekerja keras untuk ini. Tolong jangan kecewakan aku," kata gadis itu sebelum mendarat di kursi depan Azzima. Azzima menarik napas panjang seraya melipat kedua tangan di depan perut. Kemudian dia menghembus damai. "Silahkan," kata pria itu. Gianna menatap pria itu intens, mencoba untuk menarik perhatian, setidaknya sampai pria itu luluh dan mempermudah semua urusannya di mata kuliah ini. Namun dia gagal total sebab Azzima tak mengubah raut wajahnya sama sekali meski kedua mata pria itu membalas tatapannya. Gianna menelan saliva, entah mengapa malah dirinya yang kembali terjerumus dalam pesona pria itu. Dia menggigit bibir, beberapa kali sudah napasnya terhembus, mendesah kecil sebab hormon di tubuhnya meningkat. "Waktumu tiga puluh detik dari sekarang," ucap Azzima dengan tatapan datarnya, membuyarkan rencana gadis itu. "A-apa?" Gianna terperanjat. Azzima menumpukan kedua tangannya yang terpaut di atas meja, lalu sedikit mengikis jarak di antara mereka. "Kau sedang mencoba menggodaku?" "Hah?" Gianna terkejut. Namun gadis itu pura-pura tidak tahu. Kini kedua matanya hanya terfokus pada mata pria itu. Tegukan saliva kembali Gianna lakukan. Hal itu terjadi sebab wajah Azzima semakin mendekat ke arahnya. "Jangan ulangi hal itu, atau kau tidak bisa berjalan selama seminggu," ucap pria itu, serius. "Keluar dari ruanganku," tambahnya. Tanpa berpikir panjang Gianna bangkit dari tempat duduk. Tiba-tiba gadis itu kepanasan, otak bekunya sampai mencair tetapi seketika berhenti berpikir. Segera dia berlari menuju ke toilet. Follow author sebelum baca
6 parts