Story cover for My Girl Is a Psycopath by NAT_VIa
My Girl Is a Psycopath
  • WpView
    Reads 347
  • WpVote
    Votes 61
  • WpPart
    Parts 7
  • WpView
    Reads 347
  • WpVote
    Votes 61
  • WpPart
    Parts 7
Ongoing, First published Jun 15, 2019
"kamu cantik, tapi sayang tangan cantikmu sangat berbahaya nona"

"Mataku menusuk, Otakku buas, tanganku melukai, dan kakiku liar, lalu untuk apa lidahmu berkata tuan?" 

Saat ini hanya satu yang perlu kau ingat lidahmu tidak lebih berbahaya dari tangan manisku tuan Recnikal Qlira Hrdewa
All Rights Reserved
Sign up to add My Girl Is a Psycopath to your library and receive updates
or
#252psycopath
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Memories in Moon cover
Hanya Saja cover
RUMAH KECIL ITU by : Plavana cover
PROMISE cover
Elio's Obsession [END] cover
Perder El Amor cover
ANELKA CALVARY cover
SEAN  cover
My Enemy Is Mine cover

Memories in Moon

13 parts Complete

Gadis ini menundukkan kepala membiarkan kucuran air membelai surainya. Hujan terus menggiringku untuk bermimpi, takala ia terus menyusuri tubuhku dari rambut, hingga ujung kaki. Aku hanya diam, air ini sedikit membuat ku tenang. Aku takut, aku gelisah. Aku ingin berteriak memaki keadaan. Memaki diriku. Hujan, akan kah dirimu marah jika ku maki dengan isak ku? Akankah dirimu menerima rasa takut ku? Trauma ku? Semua kegelisahan ku? Rasa tidak percaya ku akan diri ku sendiri? Adakah yang bisa menerimaku? Bulan, jika kau jadi aku, akankah tetap setegar dirimu? Apakah hujan adalah wujud kekecewaan mu pada diri sendiri? Apakah awan yang menutupi mu adalah caramu untuk menghilang? Akankah menghilang adalah wujud lelah mu? Bersembunyi dibalik awan, apakah itu bentuk ketakutan mu seperti aku takut menghadapi kenyataan? Boleh aku jadi dirimu? Jarang di lihat mata, di nanti sebelum purnama namun di sukai saat sempurna. Bulan, pernah kah kau takut akan cacian manusia yang begitu kejam? Bahkan, bintang yang dapat kau gapai bisa saja mencela mu. Rambu dari mereka selalu menusuk nurani. Hilang akal ku, hilang kepercayaan ku. Masih normalkah jika ku bilang ingin menghilang? Masih terimakah kau jika ku bilang mereka harus lenyap?