Story cover for Vulnere ✔ by SweetStoryArea
Vulnere ✔
  • WpView
    Reads 59,561
  • WpVote
    Votes 4,479
  • WpPart
    Parts 19
  • WpView
    Reads 59,561
  • WpVote
    Votes 4,479
  • WpPart
    Parts 19
Complete, First published Jun 17, 2019
Terlahir serupa, tidak membuat Aaric dan Aaroon memiliki kemampuan dan sifat yang sama. Aaric dengan segala kesempurnaanya, dan Aaroon dengan segala keterbatasannya. Sang kakak yang penuh pujian, dan Aaroon yang penuh dengan cibiran dan hinanaan, bahkan dari  Ibu yang melahirkannya.
Kehidupannya berubah total, ketika sang kakak yang menjadi kebanggaan orang tuanya, meninggal dalam kecelakaan beberapa bulan lalu. Ia yang penuh keterbatasan dituntut menjadi sempurna layaknya sang Kakak. Kebebasannya terenggut secara paksa, setiap langkahnya bahkan telah diatur sempurna oleh sang Bunda.
Mereka tidak pernah memberi Aaron kesempatan untuk memilih dan memperjuangkan mimpinya. Mereka hanya tau, Aaroon harus menjadi seperti apa yang   kedua orang tuanya inginkan. 
 
Aaric harus rela mengesampingkan keinginannya untuk menjadi seniman hebat agar keinginan ayahnya tercapai, namun apakah ia bisa? Sedangkan kemampuannya tidaklah sehebat kakaknya.
All Rights Reserved
Sign up to add Vulnere ✔ to your library and receive updates
or
#135twin
Content Guidelines
You may also like
Raga Arga  [Sudah Terbit] by aksara_jiwa
54 parts Complete
Jika ditanya apa yang spesial dari kehidupan si kembar, Raga dan Arga, mungkin jawabannya tidak ada, andai keduanya tidak pandai-pandai bersyukur. Bagaimana tidak, kepergian sang bunda menjadi titik awal kehidupan mereka yang sesungguhnya. Getir pahit melekat di dalamnya. Arga disalahkan oleh neneknya atas kepergian sang bunda. Lantas rasa bersalah dan trauma yang begitu besar terpatri kuat dalam dirinya, sejak saat itu hidupnya berubah seiring dengan jiwa yang bergonta-ganti mengisi raganya. Kadang, ketika bangun tidur Arga akan merengek layaknya anak kecil yang mencari bundanya. Kadang juga Arga menjadi sosok yang membenci dirinya sendiri, menghancurkan cermin yang ada di kamarnya, lalu berujung menyakiti dirinya sendiri. Raga, nyatanya wajah tampan dan unggul dalam basket tak lantas membuatnya dipandang. Bagi teman sekelasnya, Raga tak lebih dari sampah yang harus cepat-cepat dibersihkan. Bukan Raga tak mau melawan mereka, hanya saja rasanya percuma, mereka terlanjur menjadi budak sekolah yang gila nilai. Lalu, mampukah keduanya menjalani dan melawan segala getir pahit dalam kehidupan? Atau memilih menyerah, berpasrah pada Tuhan? *** Bukan skenario hidup seperti ini yang aku inginkan, memerani tiga tokoh sekaligus dalam satu kali kesempatan hidup. Andai bisa aku ingin terlahir kembali menjadi aku yang hanya satu- Samudra Arga Pratama Aku lelah menjadi senja yang ditunggu dan dikagumi di penghujung waktuku-Samudra Raga Dwitama *** Takkan gugur daun yang menguning itu jika memang belum habis waktunya. Takkan turun rintik hujan itu sekalipun langit telah menggelap jika memang belum saatnya. Pun dengan jantung yang takkan berhenti berdetak jika memang Tuhan belum berkehendak.
You may also like
Slide 1 of 10
Raga Arga  [Sudah Terbit] cover
Athalia Secret. |Sudah Terbit| cover
Paradise cover
Dunia Aray cover
CEO Sombong || End (Remake) cover
Amērta. cover
LAVANYA cover
Derai Hujan cover
Pergi [ Aletha ] cover
Wanodya  cover

Raga Arga [Sudah Terbit]

54 parts Complete

Jika ditanya apa yang spesial dari kehidupan si kembar, Raga dan Arga, mungkin jawabannya tidak ada, andai keduanya tidak pandai-pandai bersyukur. Bagaimana tidak, kepergian sang bunda menjadi titik awal kehidupan mereka yang sesungguhnya. Getir pahit melekat di dalamnya. Arga disalahkan oleh neneknya atas kepergian sang bunda. Lantas rasa bersalah dan trauma yang begitu besar terpatri kuat dalam dirinya, sejak saat itu hidupnya berubah seiring dengan jiwa yang bergonta-ganti mengisi raganya. Kadang, ketika bangun tidur Arga akan merengek layaknya anak kecil yang mencari bundanya. Kadang juga Arga menjadi sosok yang membenci dirinya sendiri, menghancurkan cermin yang ada di kamarnya, lalu berujung menyakiti dirinya sendiri. Raga, nyatanya wajah tampan dan unggul dalam basket tak lantas membuatnya dipandang. Bagi teman sekelasnya, Raga tak lebih dari sampah yang harus cepat-cepat dibersihkan. Bukan Raga tak mau melawan mereka, hanya saja rasanya percuma, mereka terlanjur menjadi budak sekolah yang gila nilai. Lalu, mampukah keduanya menjalani dan melawan segala getir pahit dalam kehidupan? Atau memilih menyerah, berpasrah pada Tuhan? *** Bukan skenario hidup seperti ini yang aku inginkan, memerani tiga tokoh sekaligus dalam satu kali kesempatan hidup. Andai bisa aku ingin terlahir kembali menjadi aku yang hanya satu- Samudra Arga Pratama Aku lelah menjadi senja yang ditunggu dan dikagumi di penghujung waktuku-Samudra Raga Dwitama *** Takkan gugur daun yang menguning itu jika memang belum habis waktunya. Takkan turun rintik hujan itu sekalipun langit telah menggelap jika memang belum saatnya. Pun dengan jantung yang takkan berhenti berdetak jika memang Tuhan belum berkehendak.