Infinite Game
Its not about game, its about life
Saya ingin membagi hal yang sangat penting tentang infinite game, yaitu permainan tidak terbatas. Infinite game, ketika pemainnya diketahui dan tidak diketahui, peraturannya bisa berubah, dan tujuannya adalah agar permainan tetap berjalan.
Ketika kita mempertemukan pemain terbatas dengan pemain terbatas, keadaan menjadi stabil. Begitu pula dengan jika pemain tidak terbatas bertemu dengan pemain tidak terbatas, keadaannya juga menjadi stabil.
Karena di infinite game (permainan tidak terbatas) tidak bisa ada yang menang dan yang kalah dalam permainan, tidak ada sama seperti kehidupan kita. Dan karena tidak ada yang menang dan kalah, pemain keluar dari permainan ketika mereka kehabisan motivasi atau sumber daya untuk bermain, tetapi tidak ada istilah menang dan kalah
Masalah akan muncul ketika mempertemukan pemain terbatas dengan pemain tidak terbatas. Karena pemain terbatas bermain untuk menang, sementara pemain tidak terbatas bermain agar permainan tetap berjalan.
Lalu perbedaan pemain terbatas dan pemain tidak terbatas seperti apa? Disinilah kita akan membahasnya dalam kasus yang lebih nyata, ketika seorang karyawan bernama Tiwi (Pemain terbatas) yang sangat ingin menyingkirkan Raisa dari perusahaan. Tiwi terobsesi untuk menjtuhkan kompetitornya, sementara Raisa adalah pemain tidak terbatas yang terobsesi dengan tujuannya. Tiwi ingin menyingkirkan Raisa dengan cara mencari-cari kesalahan Raisa dan menyebarkannya kepada rekan-rekan Raisa sehingga rekan-rekannya menjadi kesal dan tidak suka, dengan cara bullying inilah Tiwi berusaha keras menyingkirkan Raisa, sementara Raisa sama sekali tidak melihat Tiwi sebagai kompetitor ia berfokus pada bagaimana memperbaiki sistem HR, bagaimana melayani karyawan dengan lebih baik, bagaimana ia self development untuk dirinya dan orang-orang disekitarnya.
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.