Give Up [SasuSaku]
  • Reads 165,386
  • Votes 14,492
  • Parts 40
  • Reads 165,386
  • Votes 14,492
  • Parts 40
Ongoing, First published Jun 19, 2019
"Aku lelah Sasuke-kun, aku lelah terus tersenyum pada orang-orang seolah aku adalah orang yang paling bahagia di dunia ini. Aku lelah dan aku akan menyerah karena bagimu sampai kapanpun aku tidak akan pernah lebih dari bayangannya....."~Sakura

'Sayonara'

"Tidak sayang, jangan pernah ucapkan kata laknat itu....."~Sasuke


Disclaimer© Masashi Kishimoto
A Sasusaku Fanfiction
Genre:  hurt, semi mature, drama
Story of @hutariiHaruno
All Rights Reserved
Sign up to add Give Up [SasuSaku] to your library and receive updates
or
#1sakurauchiha
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Rafa  cover
antagonis wife [TERBIT] cover
The Best Of Miracle cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
Kesayangan Bunda cover
BABY CHANIE cover
After Graduation cover
He Fell First and She Never Fell? cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.