Cahaya Padjajaran
  • LECTURAS 1,782
  • Votos 102
  • Partes 2
  • LECTURAS 1,782
  • Votos 102
  • Partes 2
Concluida, Has publicado jun 20, 2019
Kematian subang larang membuat langit padjajaran dirundung kesedihan..
Tidak hanya suami dan putra putrinya yang merasa kehilangan tapi rakyat padjajaran pun meneteskan air mata atas kematian salah satu ratu padjajaran yang di segani di tanah pasundan..

Apakah yang sebenarnya terjadi ?? Dan benarkah ratu subang larang telah meninggal dunia ??




# cerita ini hanya khayalan ku saja ya..
Jadi jika ada kesalahan dalam pembuatan cerita mohon di maklumi..
Karena ini adalah cerita pertama ku dan aku masih dalam tahap pembelajaran..😊
Todos los derechos reservados
Regístrate para añadir Cahaya Padjajaran a tu biblioteca y recibir actualizaciones
O
#37kiansantang
Pautas de Contenido
Quizás también te guste
Quizás también te guste
Slide 1 of 10
Mata Malaikat  cover
Sistem Menghukumnya untuk Mempunyai Bayi cover
MY QWEEN (ganti Judul) cover
REMAJA HIJRAH cover
INDIGO BOBROK  cover
Become The Protagonist Older Brother cover
Uttaran My Version 2  cover
Pangeran Pasundan//ONESHOOT - TWOSHOOT cover
KEMBALI KE 1965 | Pierre Tendean cover
KAPTEN, BAGAIMANA BISA AKU MELUPAKANMU? [END] cover

Mata Malaikat

16 Partes Continúa

Kisah hidup seorang anggota aparat kepolisian yang harus menerima takdir buruk yang membuat dirinya kehilangan penglihatannya. Hidup sebagai seorang tunanetra yang hanya bisa melihat gelap gulitanya dunia dan rasa putus asa yang mendalam. Namun dengan perlahan-lahan semangat dalam dirinya mulai bangkit kembali, Dia memiliki suatu ambisi besar untuk melindungi kota kelahirannya dari tindakan kriminal para orang-orang jahat. Dengan kemampuan beladiri yang menakjubkan serta instingnya yang kuat membuatnya berani untuk bangkit membela kebenaran. Kira-kira apakah ambisinya tersebut akan terwujud menjadi nyata atau hanya akan menjadi angan-angan saja??? Semua itu akan terjelaskan di cerita ini!!! "Gelapnya dunia dalam penglihatanku bukanlah penghalang bagiku untuk tetap mengabdi untuk kota kelahiran ku" (Ryo Adi Gutama)