"Arsha? Apaan?" Shania bertanya dengan nada dan tatapan mengintimidasi. Sementara lelaki di depannya itu terus-terusan tersenyum. "Ardiaz, Shania, jadinya Arsha. Bagus nggak?" Shania terdiam mendengar sebuah penuturan mengejutkan tersebut. Lidahnya kelu, kakinya tiba-tiba saja kaku, hatinya terus merapalkan doa agar bumi menelannya detik itu juga sebelum garis lengkung di bibirnya muncul begitu saja. Namun, Shania terlambat, lelaki di depannya sudah melihat lengkung bahagia itu. ______________________________________________
14 parts