
Aku tidak menyalahkan alam semesta dan dunia, menemukan harapan di hari-hari kelam, berfokus pada kepercayaan bahwa akan ada hari-hari cerah dan kembali merekah. Menikmati rintiknya hujan yang jatuh sebagai kenyamanan membaca masa depan, bukan terpagu memutar kenangan. Sementara, aku menuliskan puisi karena kesedihan tidak bisa menuliskan dirinya sendiri, karena gelora kehilangan tidak bisa mengabarkan gaduhnya sendiri. Mungkin suatu saat waktu akan menamparmu dengan sangat bijaksana, saat sepi yang akhirnya mengumpulkan lara menutup paksa katup bahagia pada hati yang terbiasa oleh kecewa.Creative Commons (CC) Attribution
1 part