Menghafal Qur'an bukan sekedar untuk mendapat gelar Hafidz/Hafidzah. Menghafal jauh lebih mulia dari sebuah gelar. Menghafalnya tanda cinta kepada pemilik Qur'an itu sendiri. Berinteraksi dengan Qur'an seakan-akan berinteraksi dengan Penciptanya.
Hafalkan meski tidak hafal-hafal
Perjuangan menghafal bukan tentang siapa yang cepat hafal, namun perjuangan itu haruslah berlanjut hingga Allah katakan 'berhenti'
Siapa yang menghafal dengan tujuan mulia, maka ia akan mendapatkan nya. Namun, siapa yang menghafal untuk mendapatkan gelar sebagai hafidz 30 juz, maka sungguh itu adalah perjuangan yang sia-sia.
Ingatlah, semua orang bisa menghafalkan Qur'an, tapi tidak semua yang menghafalkannya bisa menyetorkan hafalan tersebut kepada Allah.
Siap untuk menghafal? Maka perbaiki niat dan jaga adab, jangan terkecoh dengan hal duniawi yang bersifat sementara.
Siapapun yang bercita-cita ingin menjadi keluarga nya Allah, maka harus siap untuk melakukan pengorbanan. Karena seleksi menjadi keluarga Allah tidaklah semudah yang dibayangkan. Ia perlu pengorbanan.
Siap untuk menghafal, siap untuk muraja'ah, siap untuk berjuang seumur hidup.
Menghafal, bentuk cinta. Muraja'ah, bentuk kesetiaan. Mustahil hafal tanpa muraja'ah. Siapa yang berkomitmen menghafal Al-Qur'an maka harus siap muraja'ah seumur hidup.
Jangan pernah berhenti, jika lelah istirahatlah sejenak.
Ingatlah, suatu saat kau akan diminta menyetorkan setiap hafalan yang telah kau perjuangkan kepada Rabb Semesta Alam. Jadi bersiap-siap lah untuk hal itu.