Adolein Neivy adalah nama lengkapku. Dan Kau bisa memanggilku Dolein. Maaf, aku sedang tidak berselera berbicara. Dia, manusia tidak berperasaan itu baru saja melakukan kekerasan padaku.
"DOLEINNNN!!!!!! DI MANA KAU?!" Aku menatap luka yang diberikan oleh pria itu. Cardoln Nevato.
Aku masih tidak berniat menjawabnya.
BRAKKKKK!
Dan di sini aku sekarang, duduk di lantai, menatap sosok tanpa perasaan itu, dan aku bisa melihat sosok iblis menguasai dirinya.
"Apa yang sudah kukatakan padamu?! Kau tidak berhak melarang Chasey di rumah ini. Ingat kontrak kita! Hanya kontrak!" Sosok yang sedang berdiri di hadapanku ini adalah sosok yang sudah membuatku kalah.
"APA HANYA DIA YANG ADA DI PIKIRAN..."
PLAKKKKKK!
Aku tidak melanjutkan kalimatku barusan karena sebuah tamparan baru saja mengenai pipiku.
"KAU SUDAH BERANI MEMBENTAKKU?!" Sosok iblis itu mendorongku ke tembok di belakangku.
Nyes....
Rasanya aku hancur. Selain karena ia sudah berhasil membuatku kalah dalam permainannya, dia juga berhasil menghancurkan tubuhku.
Aku merasa pusing di bagian belakang kepalaku.
Belum sampai di situ, ia masih menghukumku atas perbuatan yang tidak kulakukan. Wanita tidak punya rasa malu itu memang tidak waras lagi.
"SEKALI LAGI KAU MENCOBA MENGUSIRNYA," Ia menarik rambutku lebih kuat. "KAU AKAN MERASAKAN AKIBATNYA!
Ia melepas jambakan itu. Meninggalkan ku yang sudah lebam di mana - mana.
Ini sudah menjadi rutinitas sehari - hariku, menjadi pelampiasannya.
"Tidak bisakah.. Sekali saja.. Dia membuka hatinya untukku?" aku menatap diriku sendiri di cermin. Hancur, hilang sudah sosok Dolein yang selama ini dikagumi semua pria.
Aku sendiri, menyesal menerima tawarannya. "Aku akan membuatmu menyesali semua perbuatanmu padaku, Dovato."
Iya, bertahan lah sedikit lagi, aku tersenyum sinis, mengelus perutku yang masih datar itu.
"You'll be mine. Just wait."
⚠️WARNING. THIS BOOK CONSIDERED FOR 19+. PLEASE BE WISE!
_____
Blurb :
Gabriella Aphrodite Ciero, Orang-orang terdekatnya sering memanggilnya Gabbie. Selain suka kucing dan memasak gadis itu juga suka memperhatikan sahabat Kakaknya, Ares Lucian Mateo. Gabbie tidak pernah tidak terpesona dengan ketampanan dan karisma pria itu. Tapi sayangnya pria itu tak begitu memperhatikannya dan hanya menganggapnya sebagai adik dari sahabatnya.
Hingga akhirnya malam itu terjadi. Malam yang tidak akan pernah Gabbie lupakan.