#1 on Kecil [25 Jul. 2019]
#1 on Kecil [14 Aug. 2019]
#1 on Kecil [1 Sept. 2019]
#1 on Lebaran [4 Sept. 2019]
#1 on Lebaran [1 Okt. 2019]
#1 on Kecil [11 Nov. 2019]
#1 on Kecil [24 Des. 2019]
"Kalian pasti bisa dengan mudah mendapatkan sebuah salam, tidak sepertiku..."-itu adalah suara hati Nui untuk kalian. "Hei, kalian tahu apa makna tersembunyi dari bunga Baby's Breath yang mungil-mungil itu?" dia masih sempat bertanya kepada kalian.
Shalom Aleichem Nui-atau biar mudah, Assalamualaikum Nui, adalah sebuah cerbung yang mengisahkan tentang seorang anak berumur 10 tahun bernama Nui. Di rumah barunya, ia berkenalan dengan Rafiq-seorang anak takmir masjid yang berusia sebaya dengannya.
Gara-gara insiden sepele (mandi bareng), Si Nui ini pengen banget temenan ama Rafiq. Tapi sayangnya, ayahnya Rafiq ini keberatan karena Nui ini berbeda keyakinan sama Si Rafiq.
"Apa karena aku kafir?"-itu adalah pertanyaan Nui untuk Rafiq.
Jika kalian penasaran dengan jawaban Rafiq untuk Nui, kalian boleh saja mulai membaca cerbung ini. Aku jamin, kalian pasti akan penasaran apa saja tingkah Nui untuk bisa dekat dengan Rafiq, bukan begitu?
Baiklah, aku tidak akan menahan-nahan kalian lagi. "Selamat membaca, ya?"
Menikah karena dijodohkan dengan seorang yang dari segala sisi sempurna Arina mengira jika dirinya akan bahagia bersama dengan pilihan orangtuanya, tapi rupanya hidup tidak berjalan seperti yang Arina inginkan.
Sadewa Natareja, pria yang masuk ke dalam jajaran anggota dewan rakyat paling muda ini nyatanya tidak bisa menjadikan Arina sebagai seorang istri yang seutuhnya. Pengorbanan Arina menerimanya yang berstatus duda dan merawat anaknya yang berusia kurang dari satu tahun nyatanya tidak bisa membuat Dewa mencintai Arina seperti dirinya mencintai istri pertamanya, Husna.
Dimata Dewa, Arina tidak lebih dari seorang wanita yang dipilihkan ibunya untuk menjadi teman dibawah atap yang sama dan sosok yang menjadi ibu untuk putra kesayangannya sebaik apapun Arina berusaha menjadi istri yang baik untuknya.
Semua hal yang dilakukan Arina serasa tidak berarti sama sekali sampai akhirnya Arina lelah sendiri, meraih cinta suaminya nyatanya hal yang mustahil bagi Arina. Perlahan, Arina menjauh membangun benteng tinggi yang membuat Dewa tersadar betapa seharusnya dia bersyukur memiliki Arina dalam hidupnya.
Sayangnya, semuanya sudah terlambat.
"Mas Dewa, aku capek."