gubrakk........... suaranya terdengar jelas menabrak pagar sekolah itu."duhh.. sakit"(mengelus kepala). " nak kamu yakin nggak di temenin",itu adalah suara ayahku, " nggak usah yah, aku udah gede ayah kerja aja"," yah udah klo itu mau mu hari pertama sekolah jangan buat masalah ya.. " huft.. ayah selalu saja seperti itu padahal kan aku anak perempuan mana mungkin buat masalah.
Sesampainya di barisan,"Nur nama loe udh di panggil", " serius??gue masuk kelas mana??", "emm masuk kelas mana ya lupa:)", hadeh temen gue yg satu ini pelupa nya menahun kesel gue. Tak berapa lama dia di panggil dia masuk kelas X.6 sementara gue harus nunggu setengah jam lagi buat selesai panggilan nama semua orang untuk kelas mereka, alhasil gue dateng setengah kemudian di kls X.3.
Ketika sampai semua duduk rapi dan diam mungkin karena baru hari pertama sekolah.Tapi parahnya lagi semua bangku telah di tempati hanya tersisa bangku di depan meja guru(tempat paling angker), suasana canggung pun mulai hingga seseorang berdiri di depan kelas, " temen-temen kenalin nama gue putra" dengan wajah sok cool nya itu buat males banget liatnya tapi berbeda dengan ku yang lain malah respon sama dia.
Tak sampai satu bulan pertemanan di kelas itu pun mulai terjalin ya.. masa SMA di mulai. Hari-hari berlanjut kegembiraan itu hanya bertahan beberapa waktu saja karena semakin hari jadwal dan tugas mulai bertentangan jadwal sekolah yang pulang sore dan tugas rumah yang harus di kerjakan tak ad waktu main-main lagi. Berbondong-bondong datang pagi cuman buat nyalin tugas temen hal membuat mereka jengkel ketika anak pinter yg datang 15 menit sebelum bel masuk sementara yang mau nyontek itu hampir 20 orang alhasil dia jadi bulan-bulanan temen sekelas karena datang kesiangan.
Suatu pagi lagi sibuk ngerjain tugas buat dikumpul waktu istirahat ke dua( tugas ini udah di kasih 2 hari yang lalu karena semalam ketiduran sebenarnya lupa sih..), tak di sangka ad sebuah spidol mendarat tepat di pundak ku.