Setiap penggalan sajak yang berkeliaran dalam garis-garis halaman ini tidak tentang cinta-cintaan atau mungkin tentang sakit hati saja. Setiap huruf yang tertanam pada baitnya dilahirkan dari imaji-imaji yang terhambur dari dalam alam bawa sadar bahkan banyak juga yang di lahirkan dari realitas-realitas sekitar dan di pertajam oleh khayal. Banyak tulisan yang berujung kaku walau tidak beku, kadang cair meskipun tak mengalir. Hadir dalam fikir, menggemah dari lisan. Terus berkeliaran di antara aksara yang liar meneriakkan juang yang tak tak pernah benar-benar berjuang, terus berharap pada yang tak diharap, atau mungkin bagai ruang sepi yang terus mencoba ramai.
Puisi, bukan hanya sebatas kata yang terkesan ambigu, lalu dipoles dengan tanda baca, hingga menjadi bait-bait indah dan dipercantik larik, yang di mana disetiapnya memendam kisah, membuat para perasa menjadi merasa. Fisiknya; terkesan ambigu kadang halus lalu menyontak marah.
Tak banyak yang bisa saya sampaikan tapi ini serasa cukup untuk menggambarkan catatan cakrawala dalam lukisan kata sederhana yang tertoreh dalam setiap larik sajak, yang beranjak pada puisi lalu tiba pada bait-bait prosanya.
Barangkali anda cukup membacanya sendiri, agar dapat memuai paham pada setiap kalimatnya. Bukannya ini sudah tidak menarik jika saya memberitahukan ujung dari coretan sampah ini di awal pertemuan?
-Mr.x
Indonesia 27 juni 2019.
AZIEL si Remaja nakal maniak permen yang tinggal sendiri dalam keadaan sebatang kara tiba tiba ada sebuah keluarga yang mengaku sebagai keluarga kandungnya?, dan dia di hadapkan dengan semua Abang abangnya yang posesif?!
" di pikir gue boneka apa di opar oper gini"
" wleee rasain makannya jangan sok kenal"
" beliin dulu permen, baru Lo boleh ngomong sama gue"
bagaimanakah kelanjutan kisah AZIEL? apakah AZIEL mampu menjadi anak baik? atau malah makin nakal?
langsung baca ajaa🤓.