Mutia pernah patah hati. Ditinggal menikah oleh sang kekasih pas masih sayang-sayangnya. Awalnya ia fikir dunianya akan runtuh saat pria yang ia cintai pergi, nyatanya Mutia baik-baik saja. Sayangnya putus cinta berkali-kali membuat Mutia terlalu berhati-hati. Hingga memasuki usia kepala tiga tanda janur kuning belum datang.
Prawira Anggara Wiguna tiga tahun menduda. Karena sifat pengecutnya ia harus kehilangan wanita yang dicintainya, Riza. Dan menikah dengan wanita yang lain, Saras. Ia fikir keputusannya benar, nyatanya ia salah. Saat ia ingin meraih cintanya kembali, semua terlambat. Di tengah menata hatinya yang patah karena kebodohannya, pertemuan singkat dengan Mutia memberikan kesan tersendiri baginya.
Mampukah keduanya bersama, sementara hati mereka pernah merasakan patah?
Sang wanita mulai terbiasa dan menganggap cinta bukan lagi hal yang penting. Menikah bukan lagi sesuatu yang harus selalu dilakukan. Sementara si pria merasa ragu untuk memulai kembali.
Kemana Muara Cinta mereka akan berlabuh?