"Jevan please! don't touch!." Arvi menodongkan pisau tepat dihadapan Jevan. Berjalan mundur untuk menghindari tangkapan Jevan yang mencoba mengurungkan niat arvi untuk melukai dirinya.
"Oke oke, gue mundur vi, tapi please lo jangan coba-coba buat ngelukain diri lo lagi." Balas Jevan mencoba menjauhkan dirinya dari Arvi.
"Gue ngga bisa Jev!! Lo ngga pernah tau apa yang selama ini gue rasain selama gue hidup. Lo tau seberapa banyak tentang gue? Lo ngga tau apa apa tentang gue, jadi please lo jangan ikut campur dan gue minta lo pergi dari sini!!." Bentak arvi dengan isak tangisnya.
Jevan yang mendengar bentakan Arvi pun panik, apakah Jevan harus tetap menghentikan perbuatan Arvi atau meninggalkanya sendirian dan membiarkanya tetap melukai dirinya sendiri. Jevan memang tidak mengetahui apapun tentang Arvi, tapi perbuatan Arvi yang begitu berbahaya tidak bisa Jevan biarkan begitu saja.
"Kalo itu mau lo, oke gue pergi dari sini tapi lo janji ngga akan ngelakuin perbuatan kotor lo tadi..." Perlahan Jevan mulai meninggalkan tempat itu, meninggalkan Arvi yang tetap melakukan hal bodoh itu tanpa sepengetahuan Jevan.
Ok guyss, ini cerita kedua aku semoga kalian sukakk yaa😊😊
Ayo baca terus dan ikutin terus cerita ini, jangan lupa vote dan komen yaa😉
maafkan bila cerita nya masih agak berantakan, follow juga akunku yg ini yaa..
pemuda manipulatif yang bertransmigrasi jiwa ketubuh remaja berandalan yang dibenci orang-orang.
BUKAN BL! Full revisi beberapa alur dan karakter terubah, disarankan membaca ulang.