" Apapun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada disana, menunggumu mengakui kebenarannya. "
Bagi kita, senja selalu sempurna, bukankah sia sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau dan dia, juga kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukannkah takdir kita sudah jelas ?
Lalu, saat kau berkata " Aku mencintaimu ", aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Akankah kata katamu itu ambigu? Atau, aku aja yang menganggapnya terlalu satu ?
" Aku mencintaimu ", katamu. Tahukah kamu apa artinya? Tahukah kamu kalau kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama, dengan senja yang sewarna ?
" Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu. "
- Like
- Coment
Semoga sukaaa ;)
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.