Story cover for Mencintaimu by InnayahPutri
Mencintaimu
  • WpView
    Reads 830,843
  • WpVote
    Votes 114,278
  • WpPart
    Parts 40
  • WpView
    Reads 830,843
  • WpVote
    Votes 114,278
  • WpPart
    Parts 40
Ongoing, First published Jul 09, 2019
Ada banyak cara untuk jatuh cinta.

Pada sebagian orang bentuknya adalah kata-kata tersurat dan juga tindakan-tindakan yang tegas.

Pada sebagian lainnya, wujudnya adalah pekikan-pekikan kemarahan, cemburu yang disembunyikan perasaan ragu, juga dalam corak perhatian yang hanya mampu ditangkap dari raut.

Sebagian yang lain, mengartikan cinta sebagai sesuatu yang sebebas udara lepas. Dibiarkan bergerak bebas, dengan keyakinan bahwa ia adalah sebentuk rumah. Sejenis cinta diam-diam yang menghangatkan dada.

Tapi bagaimana, jika kita tidak pernah dicintai dengan cara yang kita ingin?

Kisah sederhana ini saya sampaikan, untuk mereka yang jatuh cinta dalam bahasanya masing-masing.

Bagian pertama, dari trilogi #SebuahProses

Mencintaimu.
All Rights Reserved
Sign up to add Mencintaimu to your library and receive updates
or
#3gemilang
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Erlangga cover
LED ASTRAY cover
My Bad Girl #BadSeries✔ cover
SEMESTA TAK MERESTUI cover
[1] LUKA SEMESTA [END] cover
Menyerah atau Bertahan? cover
If It's You cover
Tenggelam Dalam Rindu  cover
Sebelum Kau Mengetuk cover
Lentera -cahaya yang hilang. cover

Erlangga

7 parts Complete

Erlang selalu berpikir bahwa cinta adalah sesuatu yang bisa ia genggam erat. Bahwa ketika dua orang saling mencintai, mereka akan tetap bertahan, apa pun yang terjadi. Tapi nyatanya, itu hanya keyakinan naif yang perlahan hancur di hadapannya. Pacarnya pergi karena dia sudah menemukan yang baru. Semua janji, semua rencana masa depan, semuanya runtuh dalam sekejap. Erlang hanya bisa menatap kepergiannya, bertanya dalam hati, "Apa aku kurang baik?" Belum juga ia berdamai dengan kehilangan itu, takdir menamparnya lebih keras. Sahabatnya, satu-satunya orang yang mengerti dia tanpa banyak bicara, pergi-bukan karena memilih, tapi karena kehidupan memutuskan demikian. Kali ini, kepergian itu benar-benar untuk selamanya. Tidak ada kesempatan untuk meminta maaf, tidak ada lagi tawa yang bisa dibagi. Ditinggalkan oleh orang yang ia cintai, kehilangan orang yang selalu ada untuknya-Erlang berpikir, mungkinkah ia memang ditakdirkan untuk sendiri? Namun, di tengah kehancurannya, ada satu orang yang tetap di sisinya. Seseorang yang tak banyak bicara, tapi selalu tahu kapan harus mendengar. Sahabat yang tidak pernah menjanjikan apa pun, tapi selalu ada tanpa diminta. Dan dari sana, tanpa Erlang sadari, luka yang ia pikir tak akan sembuh perlahan mulai menemukan cahaya. Cinta yang ia kira sudah mati, ternyata masih punya kesempatan untuk hidup kembali. Apakah Erlang siap membuka hatinya lagi? Atau masa lalu akan terus menghantuinya?