Fri(end)zone

Ketika dua hal yang bertolak belakang disatukan,
ketika itu juga ada sebuah kesadaran.

Ketika keduanya dipertemukan, namun semesta hanya mengajak mereka untuk bermain peran.

Tak memberi kejelasan apalagi kepastian.

Hingga pada hari itu, semua terungkap jelas.

Membuat tawa berubah menjadi luka.

Rasa sakit itu kembali hadir tanpa diterka.

Goresan luka itu mulai menari lagi, dengan air mata yang mengalir tak tahu diri.

Sang tuan putri menunggu kebahagiaannya hadir kembali.

Tanpa berniat membuka pintu hati.

Tapi apakah sang putri bisa menahan diri? Ketika semua tawa kembali, mungkinkah air matanya bisa terbendung lagi?

(CERITA AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT)