Spin of 'Jurnal Tentang Kamu' dan 'Rasi Rasa'.
Seperti yang dikisahkan dalam mitologi Yunani, Ares adalah Dewa Perang. Kekuatan yang ada di kepalan tangannya mampu membuat orang lain patah tulang hidung dengan sekali pukulan. Dan itulah yang membuat semua laki-laki enggan untuk berurusan dengannya. Karena di balik penampilannya yang berantakan, lusuh, sudah mirip gembel, Ares Sandehang adalah laki-laki perkasa yang tidak bisa dianggap remeh. Di balik sikap humorisnya yang receh, Ares adalah mimpi buruk kalau emosinya sudah tersulut. Apalagi jika itu menyangkut tentang seseorang yang begitu berarti dalam dunianya, Afrodit Nindya.
Dan Afrodit, dia adalah Dewi Cinta. Semua laki-laki yang hanya melihatnya lewat, sudah pasti akan jatuh hati saat itu juga. Paras cantik, senyum menawan, cara bicara yang lemah lembut, badan ideal, easy going, pokoknya Afrodit sempurna jika dilihat dengan mata. Selain itu, dia juga menyandang gelar putri kampus selama 2 tahun berturut-turut. Bekerja di salah satu agensi model yang membuat namanya bukan hanya terkenal di kampus, tapi hampir seluruh Jakarta. Siapapun pasti tahu, untuk mendekati Afrodit ada Ares yang harus mereka taklukan. Kalaupun berhasil menjadi pacar Afrodit, mereka harus bisa menahan kecemburuan melihat interaksi mereka berdua, yang katanya sekedar sahabat.
Sahabat, tapi Ares menjadikan Afrodit bagian terpenting dalam dunianya. Sahabat, tapi Afrodit menjadikan Ares rumah dalam dunianya. Sahabat, tapi ada cinta yang perlahan tumbuh di antara keduanya.
(19 Januari 2020-09 Mei 2020)
***
Cerita ini pure bin murni hasil imajinasi dan renungan keras author. Mohon dihargai dengan cara terbaik versi kalian.
Tentang Genta Sandyakala Samudra, siswa tajir yang membuka usaha kafe bersama teman-temannya. Tak sengaja kembali bertemu dengan Elvira Yuki Glucklich, mantan ketua kelasnya yang sangat cerewet. Yuki diajak oleh temannya untuk bekerja di kafe milik Genta.
Kisah romansa sederhana dan konflik yang ringan.
Dua orang yang berada dalam satu pekerjaan yang sama namun saling bertengkar hingga tanpa di sadari perasaan di antara keduanya ikut bermain peran.
"Tak peduli bagaimana cara pembuatannya, tergantung yang meminum apakah kopi itu enak atau tidak."
"Podrostki Cafe, disitulah dimulai kisah kita, tidak peduli bagaimana peristiwanya, tergantung kita yang menyimpulkan bahagia apa tidaknya kisah kita itu."
DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN, KARYA DILINDUNGI SESUAI PASAL HAK CIPTA.